The pleasure of meeting strangers
Finally got a chance to write about something! Enjoy :)
19 Agustus 2015
Today was one of
those simple but truly wonderful days, that when you look back into the things
that happened today, it feels like you can turn them into a book.
Jadi hari ini aku
datang ke kantor kecamatan untuk membayar PBB rumah masa kecilku di Jalan
Serdang. Kemarin balik ke Depok memang untuk mengurus beberapa hal seperti ini,
selain melepas kangen sama keluarga di rumah. Sampai di kantor kecamatan
sekitar pukul 11 siang dan menemukan antrian panjang. Tiba-tiba koneksinya
rusak atau apalah, sehingga kami diminta kembali lagi ketika sistemnya sudah
pulih. Banyak yang protes dan langsung pergi, tapi aku sempat tunggu sebentar
sambil berbincang sama Ibu-ibu disitu tentang tempat alternatif lain untuk
bayar PBBnya. Tiba-tiba petugas di dalam ruangan bilang sistemnya sudah jalan
kembali sehingga kami tidak lagi harus
mengantri panjang. Aku kemudian duduk di sebelah seorang kakek kurus dengan
topi hitam (topi paskibra sepertinya) dan kemeja merah.
Kami memang sempat
berbincang saat aku baru datang dan sekarang kami berbincang lebih banyak lagi.
Ternyata beliau alumni UI jurusan hukum, sepertinya sudah sampai pascasarjana,
dan beliau tinggal di perumnas Depok. Beliau juga merupakan pensiunan pegawai
BI, aku sempat bertanya-tanya tentang ini dan berlanjut ke topik jurusanku. Dia
bahkan bertanya apakah aku sudah bersuami, hahaha tapi aku hanya bilang bahwa
aku ke sini untuk pembayaran PBB almarhum papa. Kemudian, dia lebih jauh
bertanya tentang mama, dan aku jadi cerita mengenai kanker ovarium mama.
Ternyata, beliau juga sedang mengidap kanker payudara. Beliau sudah baikan,
tapi sempat berobat ke mana-mana dan sempat drop juga, sampai kemudian setelah
pengobatan tiba-tiba berangsur lebih baik. Di sini, I can't help but think that
this person is a grandfather, a father, and a husband to someone. Somebody
loved this person as much as I loved my parents. I was glad that I talked to
him instead of spending my time busy playing with my phone. I felt kind of
happy with this sweet chance of meeting someone like him, even if he's not
someone famous, he was actually someone precious to somebody else, and it felt
like such a great priviledge to talk to him. I think this is what they call the
pleasure of meeting a stranger. I should do this more often :)
Setelah itu, aku
pergi ke bank mandiri cabang margonda, karena tadi pagi aku dengan bodohnya
membuat kartu atm mandiri mama tertelan di atm saat aku sedang mengambil uang
untuk membayar PBB tersebut. Jadi, aku pikir memang sudah saatnya rekening mama
yang ini ditutup. Lucunya, aku mendapatkan costumer service perempuan yang literally adorable. Mungkin karena aku lagi
keliatan memelas banget atau lesuh atau apa pun lah, sehingga ketika aku
menjelaskan kejadiannya dan menjawab pertanyaan dia tentang kematian papa dan
mama, dia langsung menangis. One of those moments that you don't know how to comfort
her because she's crying for you. Aku sih senyam-senyum aja sambil keliatan
bingung dan bilang gak apa-apa kok. Seketika aku langsung nyaman sama kakak
costumer service itu. Entahlah, mungkin ada cerita juga di balik kenapa dia
langsung nangis pas aku cerita atau memang dia lagi ada gejolak hormon, dll. I
was truly grateful for how well she empathizes. I ended up asking for her phone
number, just in case if I need to ask her a few things I don't understand in
banking. Dia bahkan bilang, kalau datang ke sana aku nggak perlu ngantri dan
bilang aja ada urusan sama kak Dhita (itu namanya).
Setelah kejadian
lucu yet comforting ini, lanjutlah aku ke galeri indosat buat menon-aktifkan
nomor matrix mama. Di sini, aku baru tahu bahwa tempat mengurus BPJS kesehatan
ternyata ada di saladdin square, tepat di seberang galeri indosat. Okelah,
berarti in the future aku udah tahu harus ke mana kalau mau mengurus asuransi
kesehatan. Setelah itu beres, aku ke rumah Ayah di Pasar Minggu buat temu
kangen sama Om Idris, Tante Cici, dan Tante Nanda. Aku juga sekalian minta
beberapa berkas buat mengurus penutupan rekening mandiri mama. Selain itu, Om
Idris juga beliin tali katun untuk proyek macrameku.
There was something
about today that I felt like I had to write this down. Grateful for everything
:)
Comments
Post a Comment